Terimbas Resesi, Harga Properti di Australia dan Singapura Makin Mahal

ILUSTRASI rumah mewah. Harga properti di luar negeri seperti Australia dan Singapura diprediksi naik, terimbas resesi. (dok. JawaPos.com)

Resesi yang melanda sejumlah negara Asia memengaruhi kinerja sektor properti tanah air. Khususnya yang berkaitan dengan properti luar negeri. Dalam waktu dekat, harga properti luar negeri naik. Terutama properti di Australia dan Singapura.
CEO PropNex Indonesia Luckyanto mengatakan bahwa Australia dan Singapura merupakan dua negara yang menjadi tujuan investasi properti Indonesia. Karena Singapura mengalami resesi, harga properti di sana bakal melambung.
Demikian juga harga properti di Australia karena terimbas resesi Hongkong. Resesi, menurut dia, mendorong pemilik modal mengalihkan dananya ke negara lain.
“Warga negara Hongkong akan membawa uangnya keluar. Ke negara-negara seperti Singapura, London, dan Indonesia,” kata Luckyanto, Senin (11/11).
Properti menjadi sektor yang paling diminati untuk mengamankan dana. Karena itu, saat para investor asing memborong properti, harga pun terkerek. Fenomena tersebut akan mengguncang sektor properti.
Selain itu, beberapa negara sudah ancang-ancang menaikkan pajak mereka. Singapura, misalnya. Negara Singa bakal menaikkan pajak mulai akhir tahun. Saat ini pajak yang ditanggung investor asing di Singapura adalah 24 persen.
“Mereka belum memutuskan. Tapi informasinya, pajaknya akan mendekati kepala tiga,” ungkap Luckyanto.
Karena itu, sebelum ada kenaikan harga, investor Indonesia harus segera membelanjakan uangnya. Tahun ini PropNex mencatatkan pertumbuhan transaksi penjualan khusus luar negeri.
Nominalnya mencapai Rp 200 miliar. Sementara itu, sampai akhir tahun nanti dia menargetkan tambahan transaksi sekitar Rp 100 miliar dari pameran. Maka, total pertumbuhannya akan mencapai Rp 300 miliar pada akhir 2019.
Share:

Recent Posts