Kejar Target Ekspor USD 190 M, ini Strategi Mendag Agus Suparmanto

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto saat di Istana Negara, Selasa (22/10). (Raka Denny/Jawa Pos)

Di tengah perekonomian global yang tak menentu, pekerjaan rumah yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Kementerian Perdagangan (Kemendag) tak main-main. Mandat pertama yaitu menjaga neraca perdagangan, dan kedua melakukan pengendalian impor secara selektif.
Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menyampaikan, pihaknya menyusun tiga kebijakan utama guna mewujudkan dua mandat Jokowi tersebut. Pertama, menjaga neraca perdagangan.
“Strategi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan ekspor nonmigas. Ekspor barang dan jasa ditargetkan tumbuh 4,5-8,63 persen. Sedangkan ekspor nonmigas akan tumbuh 6,88-12,23 persen,” katanya dalam paparan akhir pekan lalu.
Adapun kebijakan kedua yaitu mengamankan dan memperkuat pasar dalam negeri, sehingga target inflasi pangan sekitar tiga persen dapat tercapai. Sementara kebijakan ketiga yaitu menyederhanakan birokrasi yang didukung sumber daya manusia (SDM) perdagangan yang profesional dan kompeten.
Agus menambahkan, ketiga kebijakan tersebut dituangkan dalam tiga program prioritas kerja Kemendag. Pertama, mengejar target ekspor yang realistis di tengah perlambatan ekonomi global.
“Hal ini dilakukan dengan menyelesaikan perundingan perdagangan internasional, menggiatkan misi dagang ke pasar nontradisional, dan memanfaatkan perjanjian perdagangan. Selain itu meningkatkan peran Atase Perdagangan dan ITPC sebagai agen bisnis, serta menggiatkan dukungan kepada daerah dan industri investasi berorientasi ekspor,” jelas Agus.
Program prioritas kedua yaitu mengamankan dan memperkuat pasar dalam negeri, misalnya melalui pengendalian impor secara selektif, stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok jelang Natal dan Tahun Baru, serta mendorong usaha rintsian (startup). Sedangkan program prioritas ketiga yakni menyederhanakan birokrasi dan pembangunan SDM.
“Kemendag akan segera menyederhanakan 18 Permendag ekspor dan impor untuk menindaklanjuti pembentukan Omnibus Law serta kerwenangan terkait TDP. Selain itu, restrukturisasi jabatan struktural menjadi jabatan fungsional, dan mengusulkan jabatan fungsional tertentu (JFT) di bawah binaan Kemendag,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Staf Ahli Menteri Perdagangan Arlinda menyampaikan, sesuai RPJMN, ekspor nonmigas ditargetkan tumbuh 6,88-12,23 persen. Pada tahun ini, target ekspor nonmigas dipatok USD 175,8 miliar.
“Sehingga, dibulatkan saja 7 persen, maka target ekspor nonmigas 2020 kira-kira USD 190 miliar,” katanya.
Beberapa produk yang akan didorong untuk mencapai target ekspor, antara lain makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, elektronik, otomotif, serta kimia. Selain itu yang termasuk kelompok nonindustri 4.0 adalah produk-produk perikanan, permesinan umum, serta kayu dan produk kayu.
“Itu semua akan didorong selain produk andalan ekspor kita, CPO dan batu bara,” ujar Arlina.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyampaikan, sesuai arahan Presiden Jokowi, Kemendag mengebut penyelesaian lima perjanjian perdagangan sebelum akhir 2020. Kelima perjanjian dagang tersebut yakni, Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA), Indonesia-Morocco Preferential Trade Agreement (IM-PTA), serta Indonesia-Tunisia PTA.
“Keempat, Indonesia-Bangladesh PTA, dan kelima, Indonesia-Turki CEPA,” ungkap Jerry. Ia sendiri berharap, khusus untuk EU-CEPA bisa disepakati pertengahan tahun depan.
Share:

Recent Posts